Pages

Wednesday, May 27, 2015

Anak Itu Milik Jamannya

Assalamualaikum..
Waktu itu saya membuat draft postingan ini spontanitas.. Idenya muncul saat melihat anak saya asyik nonton minion di HP papanya.  Saya memang download beberapa film kartun di HP, seperti frozen, minion, upin-ipin, kancil, dan beberapa lagu anak. Saya perhatikan, Aida juga sudah tahu simbol Youtube. Hmmm... siaga satu nih.. salah klik bisa gawat. Bisa heboh kan kalo tiba-tiba dia bisa nyanyi Keon* Racu*, G*yang Duman*, dll.,  Salah siapa??? Ya emaknya laaah..



Kalau ditarik mundur, saya ingat, dulu saya memanfaatkan gadget untuk mengatasi Aida yang mendadak kranky di mobil. Mainan yang kami bawa tak cukup ampuh membuat tangisannya berhenti. Akhirnya, sambil memangku Aida, saya keluarkan HP dan klik simbol youtube, di hadapannya. Saya cari kartun minnion. Dan bisa ditebak, Aida langsung berhenti menangis. Situasi pun terkendali... amaaan..

Nah barangkali momen inilah yang terekam oleh Aida, sehingga ketika dia sedang bermain-main dengan HP, dia bisa geser-geser untuk mancari simbol youtube. Dan ini menjadi addict sodara-sodara.. Mengapa??? karena sekarang ini setiap kali dia lihat HP, pasti mintanya youtube. Hmmm.. siaga satu lagi... salah siapa?? Ya salah emaknya laaah..
Oh ya just info, Aida lagi suka nonton play doh yg dibikin kue-kue cakep di youtube.

Saat ini saya sedang dalam proses mangalihkan dia dari dunia per-youtube-an. Mulai dari seringnya saya ajak main di luar kalau sore sampai dengan beli satu set buku yang saat ini lagi banyak dipasarin sama emak-emak. Buku apa Em??? Itu looh... buku anak-anak dengan harga aduhaii, yang sering dibikin arisan sama ibu-ibu atau sistem cicil bayarnya seperti yang saya lakukan. Buku yang mana sih Em??? Itu looh... buku anak yang bisa ngomong sendiri karena ada pen-nya. Nanti saya bikin postingan sendiri tentang buku ini.

Kembali ke laptop... kalo kata Tukul.
Kalo saya kembali ke HP, karena bikin draft-nya pake HP. Jadi sodara sodara, mungkin karena sedang jamannya kali ya, gadget jadi sudah seperti mainan bagi anak kita. Tapi itu dia, ibarat dua sisi mata uang, pasti ada negatifnya, salah satunya kecanduan dan merasa asyik sendiri sehingga enggan main dengan kawannya. Dan saya sedang mencoba memutus rantai kecanduan ini pada anak saya.

Itu barangkali ya, yang membuat ibu-ibu jaman sekarang, kalau saya perhatikan enggan punya banyak anak. Ini pendapat saya lhoo. Secara kasat mata memang ibu-ibu sekarang tantangannya lebih berat dibandingkan jaman orang tua kita waktu mendidik kita waktu kecil. Yang paling terlihat ya dalam hal teknologi seperti telepon pintar. Dimana, dalam beberapa klik, kita bisa menemukan apa saja disana, termasuk konten-konten negatif berbau porno dan kekerasan.

Beda jaman banget dengan waktu saya kecil. Tontonannya doraemon, candy-candy, unyil, dan apalagi ya.. sambil mikir... saking terbatasnya tontonan anak kala itu. Bahkan saya lebih banyak main di luar rumah, dengan anak-anak tetangga. Main kasti, patok lele, gobak sodor dengan membasahi jalan dengan air, yang kalo ada kendaraan lewat, kita minggir semua, permainan berhenti sesaat. Trus apalagi ya, umpet-umpetan, cak-cakan, gambul, lompat tali,  pasar-pasaran dimana duitnya pake daun teh-tehan. Tuh kaaaann... saya lebih lancar menyebutkan nama-nama permainan daripada judul tontonan TV.  Hayooo.. yang kelahiran tahun 80-an dan tinggal di kampung macam saya, kenal ga sama permainan di atas??

Bermain di alam terbuka
dan selalu dicari oleh ibu saya kalo sore,
karena saya nggak pulang-pulang.
Saya mainnya nggak pakai sandal, dan baru dipanggil pulang jam 5 sore, mau magrib. Saking asyiknya main di luar saat itu.  Setelah mandi langsung ke masjid dan mengaji. Oh indahnya masa itu. Sepertinya tidak ada hal negatif dari luar yang mengkhawatirkan orang tua kita. Isu-isu seperti pornografi, pedofil, dan narkoba sepertinya belum ada di kampung saya. Bayangkan sekarang, anak kita keluar rumah tidak memakai sandal, kita langsung panik, takut kakinya luka. Atau, anak kita tiba-tiba lepas dari pandangan mata walau hanya sesaat, kita langsung panik dan mencarinya, takut diculik dan sebagainya.

Tapi begitulah adanya, saya kecil juga milik jamannya saat itu. Dan anak saya, adalah milik jamannya saat ini. Saya juga tidak bisa mencegahnya untuk tidak mengenal teknologi. Tapi saya juga tidak ingin dia menjadi kecanduan teknologi, apalagi di usianya yang masih terlalu dini. Sama halnya saya tidak mungkin memaksanya nonton Unyil, karena dia kini mempunyai Frozen.

Selalu drama sih dalam prosesnya. Ya pastilah.. namanya proses, mengubah kebiasaan kan tidak bisa langsung berhasil. Disinilah peran memori masa kecil saya. Saya mulai mengajaknya bermain di alam terbuka dan mengurangi intensitas bermain gadget.

Apa ada yang mau kasih saran dan nasehat ke saya terkait hal ini? Saya sangat berterimakasih

Friday, May 22, 2015

Strider Bike Sepeda Tanpa Pedal Untuk Aida

Assalamualaikum..
Weekend lagi... cepet banget hari berjalan. Pagi ini acaraY beres2 rumah.. dan seperti biasa, kalau saya mau bersih-bersih rumah. Papanya selalu ngajak Aida keluar., biar nggak kena debu selama saya bersih-bersih..

Aida diajak bersepeda keliling kompleks, dengan sepeda barunya. Yaa.. sepeda yang kami 2 bulan yang lalu, tapi efek pindahan membuat saya malas bongkar kardus. Jadilah baru sekarang dibongkar.

Sepeda yang kami beli untuk Aida bukan sepeda konvensional biasa. Papanya siih yang milih.. dan dari hasil browsing, jadilah strider bike yang kami beli secara online. Rada aneh sih awalnya... waktu lihat penampakan sepeda tanpa pedal. Secara yang kita lihat tiap hari sepeda itu ada pedalnya.

Tapi lagi-lagi kata internet... justru sepeda tanpa pedal inilah yang tepat untuk anak-anak. Salah satunya adalah untuk melatih keseimbangan dan melatih percaya diri.. nah lhooo... nyambung ga?? Tapi begitulah kami, kadang-kadang jadi korban iklan juga.. hahaa.. ya sudahlah.. Selamat bersenang-senang anakku.

Oh ya, untuk yang mau cari tahu tentang strider bike silakan kunjungi saja website strider bike dan youtube


Wednesday, May 20, 2015

Behind The Scene My Blogpost : Ngeblog Suka Suka Saya

Assalamualaikum..
Akhirnya bisa ngeblog lagi, setelah kemarin berkutat dengan bazaar. Ya begitulah, sebagai newbe, ngeblog bagi saya itu semacam me time. Jadi just for fun aja. Apa yang saya posting juga suka-suka saya, mau penting atau nggak penting. Pokoknya suka-suka saya.

WAKTU
Sejauh ini sih saya belum tertarik untuk membuat jadwal posting, atau posting dengan tema-tema tertentu. Saya belum ingin membebani diri dengan jadwal posting. Jadi waktu ngeblog ya suka-suka saya. Misalnya minggu ini moodnya dan suasana lagi bagus, bisa jadi bikin banyak postingan, atau minimal nge-draft dulu. Kalau mood dan suasana sedang tidak bagus, ya gitu deh.. hehee. Aiiisshh... males banget sih kamu Em.. yo ben. Karena bagi saya ngeblog bukan kategori kebutuhan primer, hahaa.. jadi di kala-kala me time saja. Tapi kalau ada yang sudah bisa konsisten ngeblog dengan segala jadwalnya, ya kembali lagi, suka-suka mereka. Saya cuma bisa kasih jempol.

IDE dan TEMA POSTINGAN
Saya cerita sebentar ya tentang awal mula ngeblog. Dua tahun yang lalu, tepatnya saya mulai ngeblog. Awal saya nge-blog itu untuk mendokumentasikan aktivitas craft yang saya lakukan. Banyak foto craft saya hanya tersimpan manis di handphone maupun laptop. Lama-lama jumlah kian banyak dan sepertinya lucu juga jika dibuat blog. Akhirnya saya membuat crafty blog. Jadi, dimulai dengan banyaknya foto, lalu muncul ide untuk menulis.

Hal ini terbawa sampai sekarang, dimana saya membuat blog baru yang isinya tentang cerita sehari-hari saya. Ide tulisan lebih banyak muncul dari melihat koleksi foto yang saya punya. Misal, saya punya foto liburan, jadi deh saya posting tentang liburan dan foto-foto yang saya punya dijadikan pendukungnya.

Oh ya, saya juga selalu ngeblog via handphone. Saya paling males buka laptop. Sebagian besar foto juga saya ambil dengan handphone. Tinggal klik klik klik edit, ketik bla bla bla.. jadi deh postingan. Intinya mah, saya nggak mau ribet. Aiiissshh... nggak niat banget sih Em. Bukan.. bukan ituu.. saya hanya nggak mau waktu saya habis untuk edit foto. Mending saya pake buat potong-potong kain waktunya, hahaa. Bagi kalian yang sudah sangat konsisten dengan jadwal ngeblognya, saya cuma bisa kasih jempol.

Untuk tema, sejauh ini sih masih suka-suka saya. Saya tidak membuat tema khusus, pokoknya mengalir saja apa yang ada di kepala saat itu. Untuk hal ini, saya sangat terbantu dengan adanya blog challenge. Jadi ada tema untuk menulis karena ikutan challenge.

WAKTU NGEBLOG
Saya belum punya jadwal khusus untuk geblog. Saat ini lebih banyak curi-curi waktu, misal saat anak sekolah, main sama Papanya,  atau saat anak dan suami sedang tidur. Di waktu-waktu inilah saya pakai untuk menjahit atau ngeblog, atau dua-duanya jika memungkinkan. Pokoknya suka-suka saya.

FOTO PENDUKUNG
Bagi saya its a must. Jadi kalau ada postingan trus nggak ada foto pendukungnya, maka saya tidak tertarik untuk membacanya #sapaloEm... kan, suka-suka saya. Kecuali jika memang, topiknya sangat amat menarik bagi saya, atau memang terikat aturan tertentu dari suatu komunitas blogger.

Demikianlah behind the scene blogpost saya sebagai seorang newbe di dunia blogger.  Semua suka-suka saya. Dan mengingat waktu yang saya miliki untuk ngeblog tidak banyak dan blog bukan kebutuhan primer bagi saya, jadilah saya nggak mau yang ribet-ribet. Just for fun and enjoy..

Tulisan ini diikutsertakan dalam IHB May Challenge


Friday, May 8, 2015

Alternatif Weekend Seru Bareng Si Kecil

Horayyy.... besok weekend..
Bagi saya, weekend adalah family time. Ada banyak pilihan aktivitas seru bareng keluarga untuk mengisi weekend. Ada yang memilih ngemoll, belanja, ngajak anak main ke playground, ke restoran, ke tempat wisata, ke kebun binatang, ke rumah sodara, meet up sama teman, atau santai santai di rumah.

Nah, di keluarga kecil kami itu, adakalanya Pak Suami suka males buat jalan. Bangun siang, mandinya juga siang, dan aktivitas malas-malasan lainnya. Jadilah kita weekend di rumah. Mau tidak mau kita musti bikin weekend tetep seru meski di rumah, agar si kecil happy.

Aktivitas Pagi
Ajak si kecil bikin jus kesukaanY. Kebetulan Aida suka jus strowberry.  Meskipun selalu diawali dengan mainin strowberry. Biarlah.. memang sedang masanya dia bereksplorasi.



Aktivitas Siang
Ajak Aida seru-seruan bikin donat. Secara saya jarang mengajak Aida ke dapur. Karena kalau pagi, dia sekolah. Jadi ini pengalaman pertama Aida main-main dengan adonan kue. Melihat antusiasnya sepertinya saya bakal sering ngajak Aida main ke dapur.


Aktivitas Sore
Setelah tidur siang, mandi sore langsung ajak Aida main di taman kompleks, sambil saya suapi makan sore. Nah kalau sudah di outdor begini, langsung semangat ni bocah, lari-larian, lihat ikan, tangkap serangga, lompat-lompat. 


Ada banyak hal simple di rumah yang bisa membuat anak kita senang dan antusias. Jadi, bagi yang weekend besok tidak berniat jalan-jalan,  seru-seruan di rumah saja yuk.




Thursday, May 7, 2015

Asyiknya Bekerja Dari Rumah : Tantangan Manajemen Waktu

Emak-emak disini ..
Siapa yang di rumah sambil jualan?? hayo ngaku?
Banyak juga yaa... [tau darimana Em]

Tak bisa dipungkiri bahwa, beberapa ibu ingin tetap produktif meskipun berada di rumah. Apalagi teknologi gadget dan internet murah saat ini sangat mendukung dunia online. Hampir semua teman saya yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga itu,  ternyata juga sambil berjualan dari rumah. Beberapa dari mereka punya toko online, baik itu di instagram, facebook, fanpage, group-group BB, atau blog. Tidak sedikit juga yang tergabung dengan MLM-MLM yang tengah menjamur saat ini dan menjadi reseller produk ini itu.

Produknya bermacam-macam, ada baju bayi, baju anak, baju dewasa, makanan, pelangsing, baby stuff, peralatan rumah tangga, dan lainnya. Apalagi menjelang puasa dan lebaran nanti, berdasarkan pengalaman tahun lalu sih, teman-teman saya mendadak pedagang semua. Salah satu yang sangat menikmati fenomena ini adalah saya sendiri. Jelas dong, saya tinggal BBM atau WA, dikirim deh barangnya.

Kalau saya tanya, mengapa mereka melakukan itu, jawabannya hampir sama semua, misal ingin punya duit sendiri, memanfaatkan gadget dan media sosial, mengisi waktu luang, menambah teman, menghilangkan rasa jenuh, biar betah di rumah, dan alasan lainnya. Tidak mesti jualan reseller macam di atas juga sih. Penulis misalnya, mereka menjual karya berupa tulisan-tulisan terbaik mereka agar bisa naik cetak dan dipasarkan oleh penerbit. Intinya mah, biar tetap produktif  kalau kata mereka, biarpun di rumah.
 
Demikian halnya dengan saya. Saya sendiri, juga terlanjur asyik berada di rumah. Saya mengandalkan hobi untuk bisa produktif di rumah. Asyiknya bekerja di rumah itu... kita tidak terganggu kemacetan lalu lintas, tidak perlu ada absen, tidak perlu CCTV untuk mengawasi kerja, tidak harus berseragam atau bermake up, dan yang paling penting adalah kita yang jadi bosnya. Jadi kitalah yang memegang kendali atas semua waktu yang ada.
 
foto jadul, waktu masih di Bontang, Kalimantan Timur tahun 2011... jadi kangen Bontang

Disinilah justru yang menjadi PR bagi semua ibu yang bekerja di rumah. Ya, manajeman waktu. Saya sendiri, kadang-kadang masih suka melanggar komitmen. Kini Aida sudah sekolah. Jam anak saya sekolah, mestinya saya pakai untuk menjahit, tapi beberapa kali saya keasyikan blogwalking, sampai-sampai, pekerjaan yang harusnya selesai , jadi tidak selesai. Jika sudah demikian, maka saya harus lembur di malam hari, untuk memastikan pekerjaan selesai di hari yang sama. Sebab kalau tidak, akan mengganggu aktivitas keesokan harinya dan seterusnya akan merusak jadwal secara keseluruhan. Saya harus belajar komitmen dengan waktu dan konsisten dengan jadwal yang telah saya buat sendiri. Untuk itulah sepertinya saya wajib membaca buku yang satu ini, sebagai panduan agar sukses bekerja dari rumah.

Menurut saya ada 2 hal berkaitan dengan waktu yang harus saya pegang, yaitu :
Komitmen dengan waktu dan konsisten dengan jadwal yang dibuat
Misal, jam kerja saya pagi adalah mulai jam 8 pagi sampai jam 11 siang, setelah itu jemput anak sekolah. Dilanjukan dengan makan siang dan bermain dengan anak. Saya kembali bekerja saat anak tidur siang, misal, jam 2 siang sampai jam 4 sore. Ini hanya contoh.  Ketika saya sudah membuat jadwal seperti ini, maka tugas saya adalah komitmen manjalankannya.

Tidak menunda pekerjaan
Ini juga menjadi PR untuk saya. Apa yang saya kerjakan saat ini melibatkan beberapa tahapan, mulai dari membuat pola, memotong kain, menyulam, menjahit, dan lainnya. Jika tertunda satu tahapan, maka berimbas pada tahapan selanjutnya. Waktu pengerjaan jadi molor, dan tidak bisa jadi tepat waktu. Yang saya lakukan adalah berusaha fokus dengan pekerjaan saat itu. Kalau kata suami saya 'gimana jahitnya mau selesai, lha wong sambil pegang HP'...  Ya begitulah saya, kadang gatel kalau tidak melirik HP dalam sejam.. entah itu sekedar melihat Path, atau postingan orang. Nah yang begini nih, biasanya bikin terlena. Awalnya, cuma baca-baca sebentar, lanjut komen-komen, lanjut blogwalking, akhirnya tertunda deh kerjaan.

So mommies...
Yuk pinter-pinter bagi waktu agar kita bisa sukses dari rumah

    Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Menulis “Asyiknya Bekerja dari Rumah


       

Wednesday, May 6, 2015

Trip Dadakan ke Bali

Finally Bali...
Pernah ngerasain ga? sudah merencanakan sesuatu berkali-kali, tapi tidak kesampaian. Ketika tidak direncanakan, malah kesampaian. Saya pernah, yaitu liburan ke Bali pada bulan Maret 2015 kemarin.

Tepat seminggu sebelum wedding anniversarry kami yang ke-5., kami bertiga pergi berlibur ke Bali. Itung-itung menyambut anniversarry [anggap aja begitu]. Dari dulu saya dan suami berencana ke Bali bersama, tapi belum pernah kesampaian, hingga kemarin.

Saat menikah di tahun 2010, kami berencana honeymoon ke Bali, dan gagal, cuti menikah suami habis untuk acara. Kami pun mulai intip-intip kalender, kalau-kalau ada tanggal merah dan hari kecepit. Biar enak ambil cutinya di hari yang kecepit. Itupun gagal, entah alasan apa waktu itu, saya lupa.

Giliran suami ada dinas kantor selama 3 hari ke Bali, eeeeh... sayanya lagi hamil muda dan lagi mabok-maboknya waktu itu, muntah mulu bawaanya. Walhasil suami melarang saya ikut. Ya sudah, lewat lagi kesempatan ke Bali. Tapi gapapa, toh ini kehamilan yang sangat kami nantikan, jadi kami jaga betul-betul. Suami juga mendadak jadi protektif sejak saya hamil. Oke nggak masalah.

Lanjut tahun berikutnya, suami ada dinas kantor lagi ke Bali, seminggu pula, lumayan kan. Eh sayanya baru sebulan melahirkan, bayi masih merah. Belum memungkinkan untuk dibawa jauh-jauh. Saya pribadi juga belum pede bawa bayi merah kemana-mana. Mandiin bayi saja belum mahir. Ya sudah, lewat lagi kesempatan ke Bali bareng suami. Kamipun menyusun rencana ulang ke Bali.

Usut punya usut, suami bilang setiap 3 tahun sekali ada jatah cuti panjang untuk karyawan. Nah jadilah kami berencana untuk memanfaatkan cuti panjang itu untuk ke Bali. Tepatnya tahun 2014, adalah tahun ke-6 suami bekerja, dan bertepatan dengan cuti panjang tiga tahun sekali. Dan pas sekali usia Aida di tahun tersebut adalah 2 tahun. Usia yang pas untuk traveling menurut saya. Paling tidak, di usia tersebut, saya sudah tidak disibukkan dengan acara gendong-gendong bocah. Hanya sesekali saja kalau Aida capek.

Siip.. rencana ke Bali saat suami cuti panjang pun matang. Tapi kami belum booking pesawat saat itu. Karena kami pikir, masih lama dan memang jatah cuti yang tersedia cukup banyak. Jadi kami santai sambil menanti 2014 tiba.

2014 pun tiba.
Cuti panjang yang kami nantikan datang juga. Total cuti panjang ada 26 hari. Kebetulan di tahun ini pula, bapak ibu mertua saya berangkat haji, setelah hampir 4 tahun lamanya menunggu antrian ke tanah suci. Pas banget suami punya cuti panjang , jadi bisa ikut mengantar orangtua tanpa mengganggu hari kerja. Jadi kami pun membagi-bagi alokasi cuti panjang, sebagai berikut.

Alokasi untuk liburan lebaran 6 hari,
Alokasi untuk tanda tangan akta kredit beli rumah di Jogja 4 hari
Alokasi untuk menjelang mertua berangkat haji 4 hari ,
Alokasi untuk menyambut mertua pulang haji 4 hari,
Alokasi untuk liburan ke Bali 6 hari
istirahat sebelum masuk kerja lagi 2 hari
total pas 26 hari

Tapi lagi-lagi ya, manusia hanya bisa berencana, Allah yang menentukan. Klise banget, tapi memang nyata. Ceritanya begini, Bapak mertua memang punya penyakit gula sejak lama. Berangkat haji pun dengan kursi roda. Sepulang haji bapak bawa oleh-oleh luka di kakinya dan telah membengkak sejak di Madinah.

Pulang haji, dari embarkasi Solo, bapak naik ambulance. Dan tidak lama, sepulang haji, bapak langsung dirawat di rumah sakit karena lukanya semakin membengkak. Dokter menyarankan untuk diamputasi jari kakinya agar tidak menjalar ke bagian kaki yang lain. Kami sekeluarga  terutama Ibu pun pasrah. Dulu bapak juga pernah amputasi , dan alhamdulillah membuat kondisi semakin baik karena bagian luka yang busuk hilang. Kamipun sepakat, bapak diamputasi. Seminggu pasca operasi kondisi bapak semakin menurun dan kami harus ikhlas bapak akhirnya dipanggil Allah.

Lanjut yang tadi yaaa..
Jelas sudah bahwa liburan kami ke Bali batal. Alokasi cuti suami yang awalnya akan kami pakai untuk liburan ke Bali, berubah menjadi pengajian  selama 7 hari, pasca bapak meninggal. Semoga khusnul khotimah ya Paak..

Sejak bapak meninggal, kami belum pernah membahas lagi tentang liburan ke Bali. Suami disibukkan dengan acara pindahan kantor dan pergantian manajemen.

Hingga di akhir Maret 2015 kemarin, suami mendadak mengatakan, minggu depan ke Bali. Ada acara di Bali selama 3 hari. Tiket sudah beres... SERIUUUSSS... Saya cuma bengong...[pura-pura nggak percaya]  seneng... . mendadak Bali.. langsung sumringah... buka lemari .. pilih-pilih baju..

Hari H...
Jujur saya tidak membuat itinerary sebelum ke Bali. Saya kurang telaten soal ini. Sampai di Bandara saya mengambil beberapa brosur tentang paket-paket wisata di Bali. Kami menginap di Patra Jasa, Kuta. Hotelnya, tepat di tepi pantai kuta, jadi bisa langsung lihat pantai.
Sesampainya di kamar, Aida yg kelelahan langsung tidur. Saya mulai melihat paket wisata yang ada di brosur. Saya hanya punya empat hari. Jadi saya mulai memilih tempat wisata yang paling memungkinkan untuk terjangkau dalam waktu empat hari. Akhirnya saya memutuskan untuk carter mobil selama di Bali, dengan alasan SAYA TIDAK TAHU BALI, titik..

Tips sewa mobil : tanya temen yang sudah pernah ke Bali, minta rekomendasi travel. Dan sewa berdasarkan jumlah jam. misal, 10 jam, Jadi kita yang tentukan tempat wisata mana saja yang akan kita kunjungi. Kalau kemarin, harganya 350 ribu untuk 10 jam ditambah tips sopir sebesar 50 ribu. Total 400 ribu/10 jam.

Alhamdulillah... rezeki istri sholehah

DONE semua ... berikut, tempat wisata yang saya kunjungi selama 4 hari di Bali.

Hari 1 : Pura Taman Ayun, Pura Ulun Danu Bedugul

Hari 2 : Bali Trick 3D Art, Garuda Wisnu Kencana, nonton tari Barong

Hari 3 : Uluwatu, nonton Tari Kecak, Makan malam di Jimbaran. (yg ini bareng dg acara kantor suami) Alhamdulillah...

Hari 4 : Bali Bird Park, Tanah Lot, Ubud, dan belanja oleh-oleh di Krisna

sekian dulu ya ceritanya.... Penjelasan masing tempatnya, lain waktu saja ya. kapan-kapan saya sambung lagi.. ini beberapa foto-foto asal comot dari HP.

Tanah Lot...



Tanah lot
View Tanah lot dari atas
Uluwatu

Nonton tari Kecak, di Uluwatu
Uluwatu
Bali bird Park
Foto sama Mr.Owl di Bali Bird Park
Bali Bird Park
Pura Ulun Danu di Bedugul, Bali

Komplek Wisata Garuda Wisnu Kencana
Garuda Wisnu Kencana
Garuda Wisnu Kencana
Nonton Tari Barong di GWK
Foto dulu sama pemain Tari Barong

Pura Taman Ayun
Pura Taman Ayun
Makan Siang di Bebek Tepi Sawah, Ubud, Bali

Tulisan ini diikutsertakan dalam giveaway Liburan Impian Keluarga




Aida

Lilypie - Personal pictureLilypie Third Birthday tickers