Pages

Friday, April 17, 2015

Hiperprolaktin dan Perjuangan untuk Bisa Hamil

Assalamualaikum
apakabar semua??? Semoga sehat yaa.. bagaimana pun sehat adalah modal utama untuk memulai sesuatu.

Bicara tentang kesehatan, saya akan berbagi cerita tentang pengalaman saya berjuang untuk bisa hamil dan bergelut dengan Hiperprolaktin. Mungkin bagi yang pernah mengalami sulit punya anak, boleh jadi mengenal istilah ini, tapi mungkin saja tidak.

Sebenarnya ini cerita lama yang belum pernah saya tulis. Mengapa sekarang saya tulis, tidak lain karena saat ini saya sedang melakukan terapi yang sama guna bisa hamil kembali anak kedua. 

Agak sedih juga ketika mengetahui hasil tes darah tiap bulan. Saya masih Hiperprolaktin dan saya masih belum haid sejak melahirkan anak pertama saya. Hampir tiga tahun lamanya. Sejarah terulang kembali. Saya mulai terapi lagi dari nol agar bisa hamil. 

Semoga terapi saya yang sekarang berhasil seperti dulu. Dan saya diberi 
kesabaran seperti dahulu dalam menanti kehamilan.

Lanjuuut yaaa..

Haid tidak teratur.
Ceritanya berawal dari saat saya masih bekerja di Jakarta. Haid saya menjadi tidak teratur. Bulan ini haid, bulan depan tidak, bulan selanjutnya haid tapi sedikit, bulan depannya haid normal, bulan depannya tanggalnya maju, bulan depannya telat lagi, dan begitu seterusnya. Saya masih santai saat itu. Tidak khawatir sama sekali. Karena saya pikir, haid saya dipengaruhi oleh kondisi saya yang barangkali sedang stress bekerja. 

Kalau boleh mengingat kembali dulu, saya berangkat pagi jam 6.00, dari Pasar Minggu, naik 75, turun halte busway Jati Padang, turun halte karet, lanjut jalan kaki, dan nyampe deh kantor. Saya yang bekerja di sebuah Bank, pulang malam adalah hal biasa. Jam 7 atau jam 8 baru keluar dari kantor. Begitulah setiap hari. Belum lagi antri busway yang lama.
Barangkali ritme seperti inilah yang tanpa saya sadari berpengaruh pada fisik saya, sehingga berujung pada haid saya yang tidak teratur. Ini anggapan pribadi saya saat itu.

Tidak haid sama sekali.
Sebulan sebelum menikah saya resign. Saya haid dua minggu sebelum menikah , di bulan April 2010. Wah langsung tuh rame. Banyak prediksi bahwa saya pasti langsung hamil setelah menikah. Karena kondisi saya adalah di masa subur saat menikah.

Dan benar, saya memang tidak haid di Bulan Mei, tapi setelah saya tes, hasilnya negatif. Lanjut Bulan Juni, saya tidak haid lagi dan hasil tes masih negatif. Bulan Juli saya kembali haid. Saya masih santai saat itu, tidak ada pemikiran macam-macam. 
Mungkin karena saya kecapean di acara pernikahan sekaligus boyongan pindah ke Sumatra mengikuti suami. Jadi haidnya tidak teratur. 

Bulan September 2010, saya kembali tidak haid. Libur lebaran saat itu, waah langsung rame lagi, disangka saya hamil. Dan ternyata hasil tes masih negatif. 
Bulan Oktober , November, dan Desember 2010 pun sama, saya tidak  haid sama sekali. Dan saya mulai curiga.

Saat itu saya tinggal di Pangkalan
Brandan, Sumatra Utara. Sejak menikah saya memang memutuskan mengikuti dinas suami. Pernah sekali waktu saya 
ngobrol dengan teman teman disana yang juga istri dari kawan suami. Ada dua kawan saya yang belum juga dikaruniai anak di usianya yang hampir empat tahun usia pernikahannya dan satunya lagi dia baru menikah setahun. Jadilah kita bertiga sharing. 

Dari hasil obrolan diketahui bawa teman saya PCO, sel telurnya bantet, dan yang satunya lagi mengatakan bahwa rahimnya menukik ke dalam sehingga sulit hamil. Sungguh tercengang saya. Hari itulah saya mendengar istilah-istilah baru dalam dunia perhamilan. Dan atas cerita kawan saya itulah saya makin semangat untuk konsul ke dokter guna memastikan penyebab saya tidak haid.

Akhirnya saya pun ke dokter ditemani suami. Saat itu bulan Januari 2011. Saya ke dokter terdekat di Pangkalan Brandan. 
Saya di USG, dan hasilnya rahim saya bersih, tidak ada miom, tidak ada kista, bentuk rahimnya pun bagus. Intinya mah secara anatomi bagus. Saya hanya disarankan untuk tidak kecapean. Saya pun diberi obat pelancar haid. Dan betul, saya minum obat selam tiga hari, dan tiga hari setelah minum obat yang terakhir, 
saya haid. Alhamdulillah..

Selanjutnya Februari 2011, saya kembali tidak haid. Saya memutuskan untuk second opinion. Saya konsultasi ke dokter yang berbeda. Saya mencari dokter spesialis obgyn di sebuah rumah sakit ternama di Medan. 

Saya ceritakan semuanya. Kapan lagi saya mendongeng di depan dokter, hihii.. Alhamdulillah semua siklus haid saya catat saat itu. Jadi saya bisa runtut menceritakan perjalanan haid saya dari bulan ke bulan. Setelah ngobrol panjang, hasilnya sama. Saya diminta untuk tidak kecapean dan diberi obat pelancar haid. 

Yes , untuk kedua kalinya saya minum obat pelancar haid dari dua dokter yang berbeda. Tapi kali ini obatnya berbeda, bentuknya mirip pil KB . Jadi minumnya harus urut. Dan hasilnya, saya haid untuk bulan Februari 2011, Alhamdulillah.. tapi saya belum tenang karena haid saya hasil 
pancingan dari obat yang diberikan oleh dokter. Sedihnyaa... saya yakin ada sesuatu yang bermasalah.

Kecurigaan yang terjawab.
Bulan Maret 2011, saya dan suami pindah dinas ke Bontang, Kalimantan Timur. Di bulan ini saya kembali tidak haid. 
Akhirnya saya mencari dokter obgyn disana. Saya ceritakan semua dari awal. Dan bisa ditebak, saya kembali diberi obat pelancar haid. Saya menolaknya. 

Akhirnya dokter menyarankan saya untuk tes darah. Dan terjawab sudah penyebab saya tidak haid. Ya, hiperprolaktin. Apa 
itu Hiperprolaktin? Dokter pun menjelaskan.

Hormon prolaktin adalah hormon yang merangsang kelenjar susu untuk memproduksi ASI. Nah Hiperprolaktin adalah kadar prolaktin yang tinggi. 
Idealnya hiperprolaktin terjadi pada wanita-wanita yang sedang menyusui. 

Kondisi prolaktin yang tinggi atau Hiperprolaktin bisa menghambat siklus menstruasi. Nah inilah yang terjadi pada saya. Jadi, kadar prolaktin dalam darah 
saya sangat tinggi seperti wanita menyusui, sehingga saya tidak haid 
dalam jangka waktu lama. Tidak haid sama halnya tidak terjadi masa subur. Hal inilah yang menyebabkan saya sulit hamil. Dari penjelasan dokter, maka disimpulkan bahwa saya harus terapi hormon.

Terapi Parlodel
Setelah tes darah pertama dimana kadar hormon prolaktin saya sangat tinggi, maka saya diberi obat bernama Parlodel 2,5 mg yang harus saya minum setiap hari selama sebulan. Rupanya obat ini ada efek sampingnya yaitu mual selama konsumsi. Tapi demi kesembuhan, saya mencoba abaikan rasa mual itu.

Setelah obat habis, saya diminta tes darah lagi, hasilnya belum baik. Kadar prolaktin saya masih tinggi. Akhirnya saya diberi Parlodel lagi untuk satu bulan berikutnya. Lalu tes darah lagi ketika obat habis. Begitu seterusnya, sampai  bulan Juli 2011. Lima bulan saya terapi parlodel dan hormon prolaktin saya masih tinggi. 

Dokter pun meminta saya untuk melakukan CT Scan. Dokter mencurigai bahwa ada tumor hipofisis di kepala saya yang menyebabkan hormon tidak normal. Saya pun melakukan CT Scan dan hasilnya buram, sulit terbaca. Akhirnya dokter menyarankan saya untuk melakukan MRI sekaligus merujuk saya ke Dokter Anwar di Klinik Fertilitas Permata Hati RSUD Sardjito Yogyakarta. Saya pun mulai mengatur jadwal untuk terbang ke Jogja. Saya juga browsing di internet tentang klinik ini serta menghubungi RS Sardjito menanyakan jadwal praktek dr.Anwar.

Terapi Crypsa
Bulan Agustus 2011, saya pun terbang ke Jogja untuk melakukan MRI sekaligus membuat jadwal konsultasi dengan Dokter Anwar. Waktu itu dokter Anwar praktek pagi. Saya pagi- pagi sekali datang sehingga mendapat urutan nomer satu. Pasien Dokter anwar banyak sekali. Dokter Anwar sangat senior dan cukup terkenal di Jogjakarta. Setidaknya itulah yang saya baca di internet. 

Saya konsultasi dengan membawa hasil MRI. Saya ceritakan semua dari awal dan terapi obat yang sudah saya lakukan. Alangkah bahagianya ketika dokter Anwar membacakan hasil MRI dan 
mengatakan bahwa hasilnya negatif tumor hipofisis. Jadi selanjutnya, saya tinggal terapi obat bromocriptin. Saat itu saya diberi Crypsa.

Dua bulan saya terapi Crypsa yaitu bulan Agustus dan September, hasilnya saya menstruasi. Di sisi lain saya juga mengatur pola makan. Saya banyak makan touge. Orang bilang, touge dapat meningkatkan kesuburan. Alhamdulillah, Allah menjawab doa dan ikhtiar saya. Bulan Oktober 2011, saya positif hamil. 
Dan Bulan Juni 2012, lahirlah anak yang telah lama saya impikan. Alhamdulillah setelah 2 tahun pernikahan, lahir putri pertama kami. Inilah buah dari doa, kesabaran dan ikhtiar kami. Bagi rekan-rekan yang masih belum dikaruniai anak, semoga tetap sabar dan jangan berhenti untuk berdoa serta berusaha. 








13 comments:

  1. Smoga lancar ya mb emma :) saya juga lagi program kehamilan di RS Bunda Jakarta. so, i feel you. Good luck for us. Salam kenal

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiiin... saling mendoakan ya.. Aku sekarang di Palembang, jd terapi di RS Hermina Palembang dengan dr.Rizani. Good luck for us. Salam kenal juga

      Delete
    2. Mbak emma dosis minum cripsa nya sgmana?

      Delete
  2. Perjuangan pasangan yg ingin hamil bener2 luar biasa... Alhamdulillah ya mbak Emma, setelah program bisa mendapat buah hati :) Semoga lancar untuk program yang kedua ya mbak...
    Aku juga sejak kepingin punya anak jadi belajar istilah2 mulai dari PCOS, rahim retro, Anti Sperm Antibody dll... Tapi insyaAllah ada jalan yaaa buat semua masalah fertilitas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mba Tia, namaY ikhtiar, pokoknya weess.. apapun dilakoni, apa kata dokter dijalani. Semoga berhasil ya Mba, saling mendoakan.
      Hikmahnya, jadi nambah ilmu ya Mba. Yang tadinya ga tau, bahkan kepikiran pun tidak,. Sekarang jadi tau ya Mba.
      Semangaat.

      Delete
  3. Terus semangat ya mba in syaa Allah bisa segera diberikan adik bayi lagi oleh sang Maha kuasa. Amiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiin mbaa.. terimakasuh doanya. Masih on progress nih.. smoga berhasil kali ini

      Delete
  4. Menguatkan banget deh baca artikel ini, saya juga pcos krn prolaktinnya 29 pdgl harusnya max 9 di masa folikuler. Memang memyebalkan tiap test ovulasi negatif pdhl haid lancar. Saya juga lg terapi cripsa selama 2 minggu, memang hidung mampet, mual, pusing, sembelit, melayang jg. Saya uda 2thn nikah dan baru periksa ke dr.joel di st.carolus gading serpong, tangerang. Mudah2an bulan depan bisa terjadi pembuahan. Peran suami dalam meredakan stress dan rasa sakit sangat penting dan terutama doa bersama. Sukses buat kita semua para calon bumil. Amin

    ReplyDelete
  5. Mau tanya dong mbak... saya juga hiper prolaktin.. nah waktu mbak hamil.. obat cripsanya berhenti apa terus diminum??
    Makasih sebelumnya

    ReplyDelete
  6. Hallo bund.. kalo boleh tahu dulu kadar prolaktinnya brp yaa..

    ReplyDelete
  7. Mbak dlu nilai prolaktin nya brp ya. Ni saya juga udah 35 hr ga men. Prolaktin ku diatas normal 38.23

    ReplyDelete
  8. Serasa dapat semngat baru dgn membaca artikel ini, sya pasien hiperprolaktinemia tinggi prolaktinnya 42 lebih, awalnya sya kista ovarium terapi hormon dgn obat cycloproginova, setelah kista hilang sya ketergantungan obat karna tdak bisa haid tanpa obat, akhirnya sya dirujuk ke RSAB harapan kita setelah disarankan tes darah sya hiper prolaktin, dgn haid sya yg tdak teratur bahkan bisa jadi dlm beberapa bulan sya hanya haid selama dua hari. Dua tahun pernikahan ikhtiar sya belum menunjukkan hasil, Seringkali merasa putus asa dan menyerah, tapi membaca pengalam mba membuat sya optimis bahwa sya pun pasti berhasil.

    ReplyDelete
  9. Untuk cek darah biayanya dlu berapa mbak ??

    Dokter Anwar itu dokter spesialis apa ??

    Trimakasih

    ReplyDelete

Aida

Lilypie - Personal pictureLilypie Third Birthday tickers