Pages

Tuesday, April 19, 2016

#BahagiaDiRumah : Saat Me Time dan Urusan Domestik Berjalan Seirama

Di ulang tahunnya yang ke-28, tabloid Nova mengadakan Novaversary blog competition dengan tema #BahagiaDiRumah . Kira-kira apa ya yang membuat kita bahagia di rumah??

Selepas persalinan anak kedua kemarin, banyak sekali ucapan dan doa mengalir ke saya. Alhamdulillah, terimakasih ya teman. Satu di antara ucapan yang masuk dari kawan saya berlanjut menjadi sebuah obrolan ringan. Teman saya itu rupanya mengaku suka kepo kehidupan sehari-hari saya. Saya agak kaget mendengarnya. Jadi ge-er lebih tepatnya. Berasa artis...hihii. Tapi sungguh dia mengatakan demikian. Dia suka membaca blog saya. Dan dari blog saya tersebut, dia melihat dan menyimpulkan betapa menyenangkannya hari-hari saya. Begitu dia bilang. Saya hanya bersyukur kalau dia melihat saya sebagai sosok ibu yang bahagia versi dia. Saya punya dua anak, tapi masih sempat ber-crafting ria, jahit, bebikinan ini itu dan posting blog rutin tiap bulan. Hihii... Rumput tetangga tampak lebih hijau ya..  ya sebagai informasi, teman saya ini adalah seorang ibu bekerja yang sedang hamil anak kedua, yang kebetulan pada saat ini sedang galau untuk memutuskan untuk resign atau tidak dari pekerjaannya.

 Lalu, mulailah dia menanyakan bagaimana rasanya jadi ibu rumah tangga yang notabene banyak menghabiskan waktu di rumah. Lalu dia menanyakan bagaimana rasanya tidak menerima gaji bulanan. Maklum, sebelum menikah, saya pernah bekerja kantoran dan mendapat gaji bulanan. Lalu dia juga menanyakan bagaimana cara saya mengatasi rasa jenuh. Akhirnya obrolan kami via WA berlanjut panjang..hihii.. Ya, saya memang bahagia di rumah.


Secara pribadi, terus terang saya memang tipe orang rumahan. Maksudnya, betah di rumah. Kalau tidak ada keperluan atau sesuatu yang harus dibeli di luar, maka saya akan memilih untuk tetap di rumah. Banyak hal menyenangkan yang bisa dikerjakan di rumah. Lalu bagaimana saya mengatasi rasa jenuh dan bahagia di rumah? Bagi saya, kuncinya adalah di me time. Beberapa perempuan terbebani tugas domestik rumah tangga sampai mengabaikan hal-hal kecil yang membuatnya happy karena tidak pernah ada waktu untuk me time. Nah, menurut saya bahagia di rumah adalah jika me time dan urusan domestik berjalan selaras. Me time bisa diisi banyak hal, ada yang mengisinya dengan melakukan hobi, ada yang mengisinya dengan melakukan perawatan diri di salon atau jalan-jalan.

Kapan waktu me time saya? Kalau boleh jujur sih, saya juga masih curi-curi waktu. Saat anak sekolah, saat anak tidur, dan saat anak bermain dengan Papanya. Saya juga membuat kesepakatan dengan suami, pada saat-saat tertentu saya minta izin untuk me time. Misal saat weekend, saya minta waktu untuk me time. Saya tetap di rumah, tapi melakukan hal lain yang saya suka. Misalnya menjahit atau sekedar baca buku dan tabloid untuk mencari inspirasi, tabloid Nova salah satunya. Saya paling suka dengan rubrik resep masakannya.
Sementara itu, anak-anak dipegang oleh suami. Semacam simbiosis mutualisme sih, karena suami saya juga baru bisa full time dengan anak saat weekend. Dan sebaliknya, saat suami saya akan me time saat weekend, saya juga akan mengizinkannya. Ya pokoknya kesepakatan saja intinya. Kalau me time kita terpenuhi, maka bahagia rasanya.

 Inilah kurang lebih jawaban saya atas pertanyaan kawan saya dan bahagia di rumah versi saya.

Apa #bahagiadirumah versi kamu?






Saturday, April 2, 2016

6th Our Anniversary : Tentang Skala Prioritas




Assalamualaikum 

Enam tahun sudah.. Yang spesial di tahun ini adalah kehadiran anggota baru dalam keluarga kecil saya. Ya, kelahiran anak lanang yang kami beri nama Rayyan Affandi Hakim melengkapi hidup kami. Dan saya resmi jadi ibu dua anak, sepasang pula. Saya dan suami memang berencana memiliki dua anak. Dulu banget sih pinginnya urusan perhamilan dan melahirkan selesai di usia 30 tahun. Setelahnya tinggal nggedein anak. Tapi apadaya, mundur setahun dari rencana. Its okelaah.. Masih 31. Manusia berencana, Allah yang memustuskan. Jika menengok ke belakang, apa yang kami dapat selama 6 tahun pernikahan memang harus kami syukuri. Mulai dari seringnya kami pindah pindah, lalu saya sulit hamil, dan usaha craft saya. Semuanya memberi banyak sekali pelajaran bagi saya. Belajar sabar, belajar ikhlas, belajar untuk tidak mengeluh, belajar menerima keadaan, beradaptasi dengan orang dan lingkungan baru. Susah sih sebenernya, tapi pelan-pelan insyaAllah saya bisa.
 Tahun ini pula saya membuat skala prioritas. Maklum, buntut sudah dua. Jadi musti pilih-pilih aktivitas mana yang penting dilakukan dan bisa ditunda belakangan. Family come first right?? Jadi fokus ke keluarga kecil saya adalah yang utama. Untuk itulah saya sedikit mengurangi aktivitas crafting saya, dengan cara tidak menerima order untuk sementara waktu. 
Tapi bukan berarti saya stop crafting sama sekali. Saya akan tetap bercrafting ria di waktu senggang. Itung itung me time untuk menghilangkan penat. Jadi untuk beberapa customer yang dari kemarin berniat pesan. Mohon maaf saya belum menerima orderan. Saya masih recovery pasca persalinan dan mau fokus ke anak.

Oh ya saya pernah cerita di postingan tahun lalu saat anniversary kami yang ke 5. Ya, saya dan suami memang berencana akan terus merayakan ulang tahun pernikahan kami si setiap tahunnya dengan kue dan lilin. Sebagai simbol aja sih, karna yang utama adalah kumpul keluarga.
Dan kini saya sedang bahagia.

Perjalanan anniversary kami dari tahun ke tahun di kota yang berbeda. Posenya sama yaa... Emang sengaja, hehee.. Padah sih aslinya karna ga kreatif aja kitanya. Ada punya ide?? Share disini yaa...

Aida

Lilypie - Personal pictureLilypie Third Birthday tickers