Pages

Sunday, April 19, 2015

#KEBKartinian : Ibu Mertuaku Jago Masak dan Paling Cinta Keluarga

Assalamualaikum,..
Bulan April sangat berarti untuk perempuan Indonesia. Ya, pada bulan ini lahir sosok perempuan yang menjadi inspirasi perempuan saat ini. Siapa lagi kalau bukan RA.Kartini. Semangat Kartini untuk memotivasi perempuan Indonesia menjadi lebih berpotensi dan berkualitas. Ibarat motivasi ibu kepada anak-anaknya.

Membicarakan Ibu, barangkali ada sosok Ibu yang jarang kita bahas. Kalau selama ini kita selalu mengagumi ibu kita, ya iyalaah.. lha karena dia yang melahirkan dan mendidik kita. Sudah otomatis kita mengidolakannnya. Nah bagi kita yang sudah menikah maka, kita tak boleh lupa, bahwa kita punya dua ibu, yang tak lain adalah ibu mertua. Tema KEB Kartinian kali ini sungguh menarik yaitu Ibu Mertua.
Hmmm... mulai dari mana ya ceritanya.. mikir bentar.. Oke, yuk kita mulai
Suami, Saya, Almarhum Bapak Mertua dan Ibu Mertua
Kalau saya pribadi, karena jarang bertemu, jadi memang tidak terlalu dekat. Maklum, sejak menikah saya langsung dibawa suami merantau. Jadi belum sempat untuk tinggal serumah dengan Ibu. Sebelum menikah, saya juga jarang bertemu. Saya kuliah di Bogor dan setelah lulus langsung bekerja di Jakarta. Jadi nyaris bertemu saat lebaran saja. Atau dalam setahun hanya mudik sesekali saja. Lebih sering via telepon. Ampuuuun ibuuu... maafkan menantumu ini.

Tapi ada hal menarik yang saya kagumi dari ibu mertua saya ini. Dia sangat cinta keluarga dan sangat jago masak. Baginya, keluarga adalah hal utama. Apalagi cucu, wah nomer satu baginya. Ibu rela menarik diri dari lingkungan sosial demi merawat cucu yaitu anak kakak ipar saya, dikarenakan kakak ipar saya bekerja. Dulu beliau aktif menjadi pengurus seperti PKK dan lain-lain. Kini dia bahagia dengan hanya mengurus cucu-cucunya. Meskipun di rumah ada babysitter yang dibayar kakak ipar saya. Ibu tetap tidak tega jika cucunya dipegang oleh orang lain.

Saya masih ingat , dulu,  saat baru melahirkan, dan tinggal di rumah mertua sebentar, beliau banyak membantu dan mengajari saya cara menangani bayi. Bahkan tak jarang turun tangan sendiri, seperti memandikan bayi. Dimana saya masih takut-takut saat itu.

Saya juga masih ingat saat kami mudik dan anak saya, Aida demam tinggi serta rewel. Saya panik dan pada saat yang sama, Ibu mertua dengan telaten memijit serta meminyaki badan Aida. Tidak hanya itu, beliau juga telaten membalurkan parutan bawang merah ke badan Aida yang demam. Beliau selalu mengatakan, bahan tradisional biar jadul tapi tetap yang paling manjur. Dan benar, Aida tertidur pulas berkat pijitan ibu mertua dengan diikuti demam yang mulai berangsur turun. Sungguh tangan ajaib. Tak jarang beliau menawarkan diri untuk memijit atau sekedar menggosok dengan balsem bila ada anaknya yang masuk angin.

Ibu juga sering menceritakan masa kecil suami saya. Bagaimana polah dan kelucuan-kelucuan suami saat masih anak-anak. Bagaimana ibu mertua merayu suami saya yang masih kecil untuk belajar dengan mengiming-imingi akan dibelikan bakso kalau mau belajar. Maklum, suami saya itu anak laki-laki satu-satunya dari tiga bersaudara dan anak bungsu pula. Jadi, ya bisa kebayangkan, bagaimana manja-manjanya anak bungsu, hihii.

Ibu juga jago masak. Kalau ada acara-acara di rumah, dia lebih memilih memasak sendiri. Kalau di kampung saya itu, masih rutin yang namanya acara kenduri, yasinan, rapat RT, PKK, dasawisma, dan lain-lainnya, yang selalu bergilir, bergantian dari rumah ke rumah. Nah, ibu mertua saya sudah paling suka nih masak-masak untuk konsumsi. Jadi kalau masuk gudang rumah itu, pokoknya full dengan perlengkapan masak, dari mulai yang printilan kecil-kecil, sampai yang berukuran besar, seperti dandang subluk untuk memasak nasi dalam porsi besar. hehee... roaming ya istilahnya. Istilah di kampung saya. Ada juga loyang roti yang lengkap jenisnya. Wah pokoknya sudah bisa buka catering tuh, hihii. Sayang, menantunya alias saya, tidak hobby masak. Jadi cuma bisa kupas-kupas bawang dan kentang saja hehee.. Ampuuuun ibuuu... maafkan menantumu ini. Tapi dont worry, anak lelakimu kurawat dengan baik kok.. eaaaa... Berhubung anak dan menantunya tidak hobby masak, jadilah peralatan masaknya sering dipinjam-pinjam tetangga. Alhamdulillah masih bisa bermanfaat.

Ibu mertua itu paling bahagia kalau anak cucu mudik bersama dan kumpul semua di rumah. Wah, semangat masaknya langsung menggelora. Auranya juga berubah jadi kuning, tanda bahagia, eaaaa.. Ibu paling suka masak opor dengan lauk rendang atau printil  kalau anak cucu kumpul semua di rumah. Mau tau kenapa masak opor? ya, itu makanan favorit anak bungsunya, hehe.. Tapi, opor ibu mertua memang paling juara. Sampai detik ini, opor bikinan saya belum pernah seenak bikinan ibu mertua. hiks..hiks..
Ibu juga paling rajin bikin abon daging sapi, asli enak.. meskipun kadang kurang garing kalau bagi saya. Ibu bilang, kalau abon yang di pasaran itu ada pengawetnya dan kurang enak, tidak bagus buat anak-anak. Jadi kalau kita memberi kabar mau mudik. Ibu selalu sudah membuat masakan-masakan itu sehari sebelumnya. Jadi kita sampai kampung, tinggal makan.. nikmatnyaa.. terimakasih ya Buu.. Nggak ikut bantuin, tapi langsung makan, eaaa..

Ngomongin masakan, saya juga pernah diajari masak oleh ibu mertua. Bahkan secara pribadi pernah didikte resep membuat abon dan rendang. Luar biasa, semua bumbu yang berupa-rupa macamnya itu, beliau sebutkan satu persatu berikut takarannya. Begitu hafalnya di luar kepala. Saya bahkan tidak hafal sampai detik ini. Ya iyalaaaah... belum pernah dipraktekin. Dan maafkan menantumu ini Bu, catatannya hilang. hiks.

Ibu kini sudah semakin tua, sudah pensiun jadi guru tahun kemarin. Fisiknya tak bisa dibohongi. Jika kecapean langsung darah tinggi. Anak-anak sudah melarangnya untuk terlalu banyak aktivitas ataupun di dapur. Kami selalu berpesan untuk catering saja kalau ada acara di rumah. Meskipun kalau anak cucu kumpul semua, beliau selalu lupa kalau sudah tua, karena pasti sibuk sendiri di dapur, demi memasak makanan kesukaan anak cucunya.

Terimakasih ya Ibu. Sungguh engkau luar biasa telah menjadikan anak-anakmu seperti sekarang. Engkau mendidik anak dengan contoh dan teladan. InsyaAllah kami akan mencontoh semua keteladananmu. Semoga Allah memberikan kesehatan dan kebahagiaan kepada Ibu. Kami semua menyayangimu.

Selamat hari Kartini 2015

Tulisan ini diikutsertakan dalam event #KEBKartinian



10 comments:

  1. waalaimumsalam
    mak
    mertuanya baik,.jago masak
    hmm
    selamat hari Kartini
    www.kartunet.or.id

    ReplyDelete
  2. Ibu Mertuaku juga jago masak. Sampai suamiku bingung kalau kutanya masakan mana yang lebih enak, istri atau ibu? Bingung soalnya mau jujur takut istrinya ngambek hahaha. Happy Kartini Day, mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mak, kalo aku lihat banyak ibu mertua yang jago masak ya. Kalo suamiku jujur Mak, terutama opor dan rendangnya, masih kalah sama bikinan ibu katanya.. hiks hiks

      Delete
  3. Ibu Mertuaku juga jago masak. Sampai suamiku bingung kalau kutanya masakan mana yang lebih enak, istri atau ibu? Bingung soalnya mau jujur takut istrinya ngambek hahaha. Happy Kartini Day, mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mak, kalo aku lihat banyak ibu mertua yang jago masak ya. Kalo suamiku jujur Mak, terutama opor dan rendangnya, masih kalah sama bikinan ibu katanya.. hiks hiks

      Delete
  4. Kadang gitu ya orangtua, maksud anak-anaknya baik biar istirahat, tapi enggak mau, mungkin karena ibu mertua biasa aktif ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mak, terbiasa aktif, trus sampe sekarang masih kuat gendong2 cucu yg umurY 3 tahun.. saking bahagianya punya cucu soalnya.

      Delete
  5. ibu-ibu memang gitu ya, kalau anaknya datang pasti masak makanan kesukaan anaknya, jadi kangen masakan ibu ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mak, orang tua kita pasti masak. Giliran kita yang kedatangan mertua, malah kita ajak makan di restoran. Saking malesnya diriku masak,hehee..

      Delete

Aida

Lilypie - Personal pictureLilypie Third Birthday tickers