Pages

Monday, March 23, 2015

Dari Hobby ke Hoki

Dear all..
Ikutan lagi kontes menulis.
Kali ini yang mengadakan adalah Indonesian Hijab Blogger (IHB). Komunitas yang anggotanya adalah para blogger berhijab.

IHB sedang menyoroti tentang perempuan bekerja. Jadilah tema chalenge bulan Maret adalah Inspirasi Profesi, baik itu mengenai profesi impian, profesi yang sedang digeluti saat ini , ataupun profesi yang belum tercapai. Saya sendiri akan bercerita mengenai profesi yang sedang saya geluti saat ini.


Sebagai seorang perempuan sekaligus ibu rumah tangga, ada banyak kegiatan positif yang bisa kita lakukan di rumah. Salah satunya adalah hobby. Jika bicara hobby, pasti berkaitan dengan sesuatu yang menyenangkan. Di rumah setiap hari dan berurusan dengan pekerjaan domestik,  dapat membuat seorang ibu rumah tangga seperti saya, dilanda kebosanan. Nah, dengan menyalurkan hobby bisa membantu saya hilngkan rasa bosan dan betah untuk berlama-lama di rumah.

Hobby saya adalah crafting. Saya suka sekali sulam perca handmade dan aktivitas craft lainnya. Awalnya saya membuat aplikasi-aplikasi  untuk mempercantik barang-barang di rumah, seperti sarung bantal kursi, menghias dinding rumah, dan lainnya.
Bahkan saya pernah melakukannya untuk menutup baju yang bolong dan kaos yang kena luntur. Lumayaan, tidak perlu dipermak ke tukang jahit, sudah kembali cantik dengan aplikasi perca yang saya sulam handmade, di bagian yang bolong dan luntur. Seruu kaaan...

Nah, saya ingat sekali waktu itu di TransTV ada program televisi dengan judul "Bosan Jadi Pegawai". Saya suka sekali menontonnya. Banyak inspirasi dan banyak semangat positif yang patut dicontoh dari acara tersebut. Meskipun sebagian besar liputan yang pernah saya tonton, tentang wirausaha kuliner rumahan, dimana pelakunya adalah para ibu rumah tangga. Terbersit dalam hati bahwa saya ingin seperti mereka.

Secara pribadi, saya memang salut kepada mereka, khususnya ibu rumah tangga yang hari-harinya produktif. Kalau istilah kerennya sekarang mompreneur kali ya.
Dari sinilah saya bersemangat, untuk menekuni lebih serius hobby sulam aplikasi saya. Saya mulai membuat beberapa kaos untuk saya pakai sendiri dengan aplikasi dan motif kain yang berbeda-beda. Ibarat manekin hidup, saya memakai kaos-kaos itu untuk ke pasar, senam, bersilaturahmi dengan tetangga, dan aktivitas keluar rumah lainnya, sebagai ajang promosi. Cerita selengkapnya disini.

Dan benar, cara ini cukup ampuh untuk minimal membuat mereka bertanya, beli dimana, pesan dimana, siapa yang membuat, dan bagaimana cara membuatnya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan respon awal yang positif bagi saya. Dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan lanjutan di pertemuan-pertemuan selanjutnya, seperti "ada ukuran anak-anak atau tidak", "bisa bikin kaos kembaran atau tidak" dan lainya. Menurut saya, pertanyaan-pertanyaan lanjutan itu menunjukkan ketertarikan terhadap kaos yang saya pakai. Dan saat itu saya menilai bahwa produk saya bisa diterima oleh lingkungan sekitar. Wah makin percaya diri saya. Saya mulai browsing di internet cara menentukan harga jual.

Akhirnya, dengan modal kecil dan mengucap bismillah , saya resmi menerima pesanan kaos aplikasi dari para tetangga. Saya ingat waktu itu, modal saya tidak besar. Saya belanja benang sulam aneka warna serta kain katun. Saya membeli katun cukup banyak, tapi dengan ukuran kecil yaitu 50 cm untuk masing-masing motif. Mengapa hanya 50 cm?? ya, karena untuk membuat aplikasi huruf dan gambar, tidak butuh banyak kain. Apalagi saya baru memulai usaha.

Berhubung semua pesanan adalah kaos anak-anak, maka saya membeli stock kaos polos untuk tiga jenis ukuran anak-anak dengan masing-masing ukuran sebanyak satu lusin. Tidak berani beli terlalu banyak dan hanya satu warna yaitu putih. Mengapa demikian?? saya ingin melihat perputaran uang modal dan butuh berapa lama tiga lusin kaos itu habis terjual. Baru kemudian saya menambah stock serta menyediakan kaos ukuran dewasa.

Seiring meningkatnya pesanan kaos waktu itu, saya mulai memikirkan logo untuk label saya. Saya tidak terlalu pandai dalam aplikasi correl dan sejenisnya dalam membuat logo. Tapi tak perlu khawatir. Saat ini banyak sekali jasa pembuatan logo, label produk dan sejenisnya. Saya memesan sticker dan nota dengan logo yang sudah dibuat pada teman saya yang memiliki usaha percetakan, sebagai sarana promosi. Simbiosis mutualisme, hihiii..  Saya membuat akun di sosial media dan
 juga mulai memikiran tentang pengemasan untuk pesanan-pesanan di luar kota.

Alhamdulillah, dengan label Emmazone Craft, saat ini saya memberanikan diri memasarkannya melalui beberapa media sosial. Produknya pun saat ini sudah bertambah jenisnya.

Tentu saja, di awal merintis usaha tidak lepas dari kekurangan. Mulai dari waktu pengerjaan yang belum konsisten, sehingga membuat konsumen kecewa. Sebagai contoh, kita menjanjikan seminggu, tetapi pengerjaannya lewat dari seminggu. Tentu konsumen akan kecewa. Untuk itulah komunikasi dan konfirmasi di awal perlu dilakukan. Kemudian kekurangan tenaga kerja, juga bisa memperlambat proses produksi. Saya juga pernah mengalami komplain dari konsumen. Kasusnya adalah aplikasi perca dan benang sulam yang luntur. Resikonya saya harus menggantinya, sekaligus sebagai proses pembelajaran bagi saya untuk memastikan semua kain katun dan benang sulam yang saya pakai tidak luntur. Hmmmm... sejak saat itu saya baru tahu kalau ada benang sulam yang luntur. Tapi itulah proses untuk menjadi lebih baik. Saya masih belajar sampai saat ini.

Demikianlah sekelumit cerita saya dalam merintis usaha impian di bidang crafting. Semoga bermanfaat yaaa... Bagi kalian yang punya hobby seru, tidak ada salahnya jika ditekuni lebih dalam. Jika perlu, belilah buku-buku penunjang, bergabung dengan komunitas, atau kursus dan workshop, agar makin terasah. Siapa tahu kedepannya bisa jadi uang, dari hobi, jadi hoki. Selamat berkarya yaaa....


tulisan init diikutkan dalam IHB Blog Post Challenge















3 comments:

  1. hobi membawa berkah ya mbak..
    salam kenal^^

    ReplyDelete
  2. pengen juga lho bisa dapet penghasilan dari hobby
    sukses terus ya mbak :)

    ReplyDelete
  3. Hehee... amiin mba.. yuk dicoba yuuk.. saya juga masih belajar

    ReplyDelete

Aida

Lilypie - Personal pictureLilypie Third Birthday tickers